Langsung ke konten utama

Sensasi Di Angkot

Naik angkutan kota kadang lebih menyenangkan daripada naik kendaraan pribadi. Bila anda beruntung, anda dapat duduk bersebelahan dengan wanita yang cantik serta wangi. Dan bila benar-benar beruntung, pengalaman anda mungkin akan segila seperti dalam kisah nyata berikut.
“Ledeng! ledeng!” Seorang calo angkutan kota yang dekil begitu agresif memburu calon penumpang. Aku setengah berlari menuju angkot jurusan Abd. Muis – Ledeng yang biasa lewat depan Yogya Dept. Store jalan Sunda, Bandung. Moga-moga kebagian aja nih, karena kulihat penumpang berebutan. Kulihat beberapa cewek cakep ikut berdesakan di pintu yang cukup sempit. Hup! akhirnya aku kebagian tempat duduk paling ujung. “Sialan!” umpatku. Biasanya penumpang yang duluan masuk memilih duduk sedekat mungkin ke pintu yang terletak di bagian sisi depan, dan mereka enggan menggeser duduknya ke arah ujung dalam karena nanti susah untuk mencapai pintu keluar. (Posisi duduk penumpang berhadapan, dan kondisi ini terjadi bila muatan penuh). Ah biarlah! Yang penting keangkut! mana aku ada ujian Sosiologi jam delapan pagi, moga-moga aja nggak telat!

Selagi aku asyik berfikir sendiri, aku baru sadar di sebelah aku adalah seorang cewek cantik. Seluruh perhatianku langsung tersita olehnya. Rambutnya lurus panjang. Mengenakan kaos ketat warna kuning. Bawahannya celana jeans ketat warna hitam. Kakinya lumayan panjang. Seksi banget deh pokoknya. Darahku langsung berdesir. Melihat posturnya yang seperti itu, pasti anaknya tinggi dan langsing. Aku mengira-ngira karena ia dalam posisi duduk. Secara diam-diam aku menyapu pandangan dari rambut, leher, tengkuk, hingga dadanya yang agak kecil. akulangsung pepetkan body-ku ke body-nya yang seksi itu. Hmmm, harum dan seger banget. Dia baru mandi. Sesaat rambutnya tergerai jatuh ke lenganku. Yang paling bikin jantungku berdegup adalah kulit lengannya yang mulus banget. Lengan kaosnya sangat pendek sehingga aku bisa mengintip keteknya serta sedikit bra berwarna putih. Tali branya begitu jelas tercetak di balik kaos ketatnya yang tipis sehingga aku dapat melihat bayangan tali bra serta kulit punggungnya. Kulihat jelas pori-pori kulit tengkuk dan lehernya saat ia menyibakkan rambutnya yang wangi.
Jalanan macet banget, terutama di jalan Purnawarman. Beberapa penumpang turun dan naik. aku nggak peduli lagi telat ujian, yang penting aku bisa berlama-lama di sebelah cewek seksi ini. akuharap-harap cemas nggak pengin doi turun. aku dapat menebak cewek ini pasti kuliahan. aku sudah prepare kalo doi nggak turun di UNPAS, pasti ia akan turun di Cipaganti. Di situ ada jalan tembus menuju STBA. Kalo ngak turun di situ, ia pasti anak ENHAI (perhotelan). Apa boleh buat aku cuma bisa nebak-nebak karena aku nggak punya nyali untuk negur ngajak kenalan. Apalagi kendaraan lagi Full-house. Tepat di depanku ada nyokap-nyokap lagi ngantuk. Sebelahnya lagi ada mahasiswa. Agaknya ia curi-curi pandang pula sama cewek di sebelahku ini. Trus di sananya lagi deket pintu ada anak-anak SMA sedang ngerumpi dengan dua temannya yang duduk tepat di belakang kursi supir. Setelah membaca situasi ini, nggak mungkinlah aku melakukan move. Tengsin berat. Belum lagi kalo dijudesin. Jadi aku memutuskan untuk melakukan “silent-movement”.
Mobil lama sekali terhenti di lampu merah jalan Merdeka. Tiba-tiba dia mengeluarkan buku dari tas kulit yang dari tadi didekapnya dengan mesra. Saya perhatikan gerakannya yang seksi. Saat bergerak, kulit lengannya bergesekan dengan kulit lenganku (aku juga mengenakan kaos lengan pendek). Aku seperti merasakan aliran listrik yang membuat juniorku berdiri tegak mengeras tapi kejepit posisiku yang duduk rapat. Dibukanya buku catatan itu. Aku mencuri lihat catatan tersebut. Aku tidak mengerti itu mata kuliah apa, tapi berbau-bau manajemen. Rangsangan yang dihasilkan oleh gesekan kulit lengan itu membuatku ketagihan.
Tiba-tiba aku tak dapat menahan keinginan untuk meraba kulit lengannya dengan jemariku. Aku mencari akal untuk bisa melakukan itu. Kupeluk ranselku dan kuatur agar ujung tangan kiriku menyentuh kulit lengannya yang mulus itu dan gatcha! kutahan posisi itu dan kunikmati beberapa saat. Dia nampaknya tidak terganggu dengan posisi tanganku tersebut. Ia tetap asyik membaca. Ada dua kemungkinan, dia tidak sadar, atau menikmati persentuhan kulit ini. Aku mencoba untuk menggerakkan jemariku mengelus-elus kulitnya ke atas dan ke bawah. Ia terlihat bereaksi atas move-ku. Dia menjauhkan lengannya dari jemariku. Dengan spontan kutarik jemariku karena takut terlihat orang di depan. Aku langsung berfikir untuk tidak meneruskan aktivitasku. Tapi sesaat kemudian ia merubah kembali posisi tangannya seperti semula hingga lengannya nempel lagi. Yes! Rupanya dia juga menikmati sensasi sentuhan. Aku tambah yakin saat 2 penumpang di sebelahnya pada turun. Hingga tempat duduk yang sejajar dengan kita kosong. Ia sama sekali tidak menggeser posisi duduknya menjauhiku walaupun banyak space.
Aku semakin berani untuk mengelus-elus lagi lengannya dari atas bahu sampai pangkal lengan dengan hati-hati dan selembut mungkin, dan tentu saja berusaha untuk tidak ketahuan. Aku tidak perlu khawatir karena ibu-ibu di depanku nampak seperti tertidur. Eh, ternyata ia diam saja tidak menghindari elusan tanganku samasekali. Aku semakin berdebar dan terasa jemariku agak gemeteran. Tapi selama aktivitas rabaan ini berlangsung kita sama sekali tidak saling menatap. Ia melihat kearah kabin pengemudi, Diam seribu bahasa. Jadi aku hanya dapat melihat wajahnya dari samping, itupun tertutup rambut. Aku mengerti ia pasti malu dan jengah. Bibirku pun seperti terkunci. Aku tak berniat sama sekali untuk melakukan kontak secara verbal.
Angkot kini melewati kampus UNPAS dan ternyata dia ngak turun. Syukurlah, gumamku dalam hati. Ngeliat dia nggak bereaksi apa-apa, bibirnya terkatup rapat. Tubuhnya tampak tidak bergeser se-inci pun. Aku pun makin merapatkan tubuhku. Berahiku yang udah sampai ubun-ubun tak kuasa untuk menahan keinginan untuk menyentuh toketnya yang mengintip di antara ketiak dan lengannya. Aku mencoba menyusupkan jariku lebih jauh di antara celah itu. Sedikit… sedikit… sedikit.. aha!!! Akhirnya kurasakan sesuatu yang kenyal. Kutahan tanganku sebentar di posisi itu untuk melihat reaksi cewek itu. Di luar dugaanku ia melonggarkan posisi lengannya agak ke atas seolah memberi akses bagiku agar tanganku leluasa menerobos di antara ketiaknya. Kupastikan sekali lagi bahwa tanganku dalam posisi yang tak terlihat dari depan. Kugeserkan ranselku dengan tangan kanan sementara tangan kiriku menyilang ke arah dalam. Jemari kiriku sudah sepenuhnya mendarat di area bukit yang sebelah kiri. Setengah tegang dan gemetar aku mulai meremas-remas toketnya yang berukuran nggak terlalu besar namun sangat kenyal. Cewek itu membetulkan posisi duduknya serta menyibakan rambutnya agar tanganku yang sudah hinggap di toketnya tertutup ujung rambutnya yang cukup tebal. Punggungnya seperti setengah bersandar ke bahuku. Suhu tubuhku sudah sangat panas.
Aku tidak habis pikir bisa sebegini nekat. Aku benar-benar menikmatinya, terutama karena melakukannya secara sembunyi-sembunyi diantara orang banyak. Mereka tidak ada yang sadar dengan apa yang sedang kami lakukan. Sudah begitu aku tidak kenal cewek cantik ini. Benar-benar stranger. Ia diam saja saat aku semakin gencar bergerilya. Kedua kakinya yang jenjang ditutup rapat-rapat. Ia mendekap tas kulitnya erat-erat seperti sedang merasakan sesuatu yang tertahan. Sungguh seksi sekali. Aku pun menempelkan pahaku ke pahanya sambil menekan kuat-kuat ranselku ke arah juniorku yang sudah sangat tegang. Aku dapat merasakan puting susunya walaupun tersembunyi dibalik kain T-shirt serta Bra-nya. Bra-nya kayaknya tidak terlalu tebal. Dan tanpa busa pengganjal. Cewek itu mendesah “konak”.
Aktifitas ini berlangsung kira-kira 20 menit sampai kurasakan ada cairan hangat di celana dalamku. Tiba-tiba ia mendongakan kepalanya sambil berteriak, “Kiri…. kiri Bang!” Shit! Kulihat ini jalan Setiabudi. Rupanya ia sudah tiba di tujuan, Tepat di depan kampus “ENHAI”. Kuperhatikan saat ia turun. Pantatnya yang cukup montok. Begitu jelas tercetak dibungkus jins scretch. Aku melihat kulit punggungnya karena ujung kaosnya sangat ******** Fpuihhh, seksinya. Minta ampun! Aku pusing banget. Ia turun dengan agak tertatih kemudian buru-buru membayar ongkos. Meninggalkanku dalam keadaan “konak” yang tertahan. Pikiranku sangat kacau akibat spaneng. Ingin banget aku ikut turun dan mengejarnya, tapi seluruh badanku seperti terpatok di atas jok, tak mau bergerak sampai akhirnya angkot melaju kembali. Di jendela aku melihat ia berjalan hendak menyeberang. Ia menoleh singkat kearahku sambil tersenyum manis.Sesaat kuperhatikan payudaranya yang tadi selama 20 menit kuremas-remas, sampai akhirnya si tinggi seksi itu menghilang dari pandangan. Aku menggigil sambil menjerit dalam hati. Ooh gadis cantik, siapa gerangan namamu? Aku ingin ngentot sama kamu, tuntaskan hasrat yang terpotong.

Postingan populer dari blog ini

Eksib di Sekolah

Perkenalkan, namaku Yanti. Aku sekarang masih berstatus pelajar SMA kelas 1. Ini pertama kalinya aku nyeritain hal yg aku suka, yg orang-orang bilang hal ini adalah sebuah eksibisonisme. Aku sedikit kasi tahu ya seputar tubuhku. Aku cewek berambut pendek sebahu, berkulit putih, ukuran BH cuma 32C, dan tinggi g ngukur ټ. Untuk cerita aku yg pertama ini aku bakal nyeritain eksibku yg paling aku kenang waktu kelas 3 smp dulu. Simak baik-baik ya :) . Pertama kali tahu eksibisionis ketika iseng buka-buka situs yg khusus menyuguhi cerita dewasa, aku tahu situs itu dari temen-temen. Waktu itu aku ngebaca cerita dimana sèörång cewek senang mempertontonkan bagian tubuhnya yg semestinya tertutupi ke orang-orang disekitarnya. Aku jadi rada horny pas ngebacanya. Juga terlintas di hasratku untuk mencobanya. Seru banget n bakal jadi nafsuin banget pastinya. Sore harinya kebeneran banget rumah aku lagi kosong. Papa mama ga ngasi tahu pergi kemana. Adik ga punya, aku anak tunggal. Pemba...

Eksib di Bali

Nama gue Shinta, dan ini cerita eksibisionis gue yang ketiga. Eksib-eksib gue biasanya terjadi nggak sengaja, cuma karena ada kesempatan aja, dan lagi pengen makanya gue eksib. Kayak emang lagi pake rok ke kampus, duduknya agak-agak sembarangan. Atau lagi pake baju belahan rendah, pura-pura ngambil sesuatu di bawah. Hehe. Tetapi eksib kali ini beda, karena gue udah rencanain dari awal, nggak rencana yang lengkap juga, tapi paling nggak peralatannya udah ada cuma tinggal ngelakuinnya aja. Dan tujuan kali ini adalah Bali. Sekalian liburan. Udah kebayang gimana nanti gue bakal berenang topless, kalo bisa sekalian telanjang. Sip! Sampe di Bali gue langsung ke bungalow yang udah gue pesen di deket pantai Kuta. Nyampe di bungalow gue langsung buka semua pakaian gue sampe gue bener-bener telanjang. Di bungalow gue ada beberapa jendela yang gordennya udah gue buka, tetapi jendelanya nggak terlalu besar dan didalem agak gelap jadi walaupun dari luar orang bisa liat gue telanja...

Perempuan Exhibitionist – Villa Papa

Semua pembantuku sedang sakit, jadi aku di rumah mengurus semuanya sendiri. mulai dari makan, sampai bersih2 rumah pun aku yang melakukan. aku memang anak orang berada, tampilan luarku pun bukn tampilan sembarang tubuh. tubuhku dikaruniai dengan lekuk yang seksi secara alami. bokong yang padat berisi, payudara cup B dengan bentuk yang tegak menantang, kulit putih mulus, rambut panjang sepinggang, dan muta cantik kuninglangsat cirikhas bentukan ruangan yang selalu ber-AC. pada jumat pagi hp ku berdering. “halo jen, pap bisa minta tolong ga ke kamu? tolong bersih2 di villa dong…sabtu minggu ini kan mau ada acara reunian keluarga besar kita. setelah tadi papa bicarain sama sodara sepupu, mereka milih villa kita untuk ngadain acara itu. kita baru pada sampe sabtu sore. kalo beres2 hari itu juga kayanya ga akan sempet. kamu keberatan ga kalo kamu yang bersih-bersih dulu? penjaga villa juga lagi sakit. mau ya?”… ugh sial, pagi-pagi udah di todong jadi babu. tapi tak apa lah. toh aku juga g...