Langsung ke konten utama

Hobby Anehku



Nama saya Julia. Saya punya sifat yang aneh. Sejak kecil saya selalu merasa senang tubuhku diperhatikan oleh orang lain, baik pria maupun wanita. Pada waktu berumur 7 tahun, saya sering bermain dokter-dokteran dengan teman laki-laki maupun perempuan. Saat itu saya merasa sangat senang sewaktu badanku dipegang-pegang dan diperiksa oleh teman-temanku.

Ketika berumur 12 tahun, saya menemukan majalah dewasa di kamar orang tuaku. Di majalah itu saya melihat seorang wanita berpose tanpa busana di atas sebuah gedung dan banyak orang-orang memperhatikan dari gedung-gedung di sebelahnya. Saya merasa bahwa wanita itu bahagia sekali. Malamnya saya terus memikirkan hal itu. Ketika hendak tidur, saya berpikir bagaimana kalau saya tidur tanpa busana. Ketika saya coba, saya merasa bahagia sekali. Sejak saat itu saya selalu tidur tanpa mengenakan busana sedikitpun. Yang cukup menyulitkan bagiku adalah jika saya menginap di rumah teman. Untungnya saya selalu dapat mengatur kapan saya hendak bangun, sehingga yang saya lakukan adalah menunggu teman tidur, lalu melepaskan seluruh baju, dan pergi tidur. Kemudian saya bangun sebelum temanku bangun.

Pernah suatu saat temanku bangun lebih dulu dariku. Ketika ia bertanya mengapa saya tidur polos, saya cuma berkata merasa sangat kepanasan sehingga saya buka baju.

Beberapa minggu setelah itu, saya merasa tidak puas jika hanya tanpa busana pada saat tidur. Sejak itu saya selalu menanggalkan busanaku ketika berada di dalam kamar. Seluruh kegiatan yang saya lakukan di kamar, baik menonton TV atau belajar saya lakukan tanpa mengenakan busana sepotongpun. Dan sejak itu saya semakin sering berada di kamar di banding di luar kamar.
Suatu ketika ibu memergokiku sedang tidur-tiduran. Ibu segera menanyakan apa yang saya perbuat, dengan tenang saya berkata bahwa saya baru saja hendak mandi. Sehingga dengan terpaksa saya harus mandi walaupun baru saja selesai mandi. Pada umur 16 tahun, saya mulai mencoba bagaimana kalau saya berjalan di pekarangan belakang rumah tanpa sepotong benangpun di tubuh. Siang hari sepulang sekolah saya coba lakukan hal itu. Dari kamar saya menggunakan kimono yang biasa saya gunakan untuk mandi (tentunya tanpa mengenakan apapun di baliknya) dan pergi ke pekarangan belakang rumah. Di pekarangan saya lepaskan kimonoku dan berjalan-jalan mengitari pekarangan. Saya merasa sangat senang saat itu. Di sana saya melihat tetanggaku sedang mencuci mobil. Antara rumahku dan tetangga ada semak pembatas yang tingginya sebatas leher. Di balik semak itu saya mengobrol dengan tetanggaku (dia tidak tahu saya tidak mengenakan baju sama sekali. Kalau saja dia tahu…). Dan saya selalu melakukan hal ini sepulang sekolah.

Suatu hari ketika saya sedang bersantai-santai di pekarangan dengan tubuh polos, kakakku, Andi, memergokiku. Saya sangat ketakutan saat itu, tetapi ia tidak berkata apa-apa dan langsung masuk ke rumah. Saya segera lari ke kamar. Andi tidak berkata apapun setelah itu, bahkan ketika makan malam. Ia bersikap seperti biasanya. Saya bingung apakah seharusnya saya senang atau heran. Esok hari saya mencoba apakah reaksi Andi jika kembali melihatku bugil. Waktu itu saya lihat pintu kamarnya terbuka. Saya segera menanggalkan seluruh busanaku dan berjalan melalui kamarnya. Sewaktu saya melewati kamarnya, ia memanggilku. Saya merasa sangat kaget dan merasa bahwa ia akan memarahiku. Tetapi ia hanya menanyakan apakah saya masih punya kertas Loose Leaf. Saya ambilkan beberapa lembar untuknya. Ia hanya mengucapkan terima kasih dan kembali mengerjakan pekerjaannya. Saya dekati ia dan menanyakan apa yang dikerjakan. Dijawab dia sedang mengerjakan tugas. Ia bahkan sama sekali tidak menghiraukan keadaanku yang tanpa busana sama sekali, dan bersikap seolah-olah saya mengenakan baju lengkap. Saya cukup gembira dengan keadaan itu sehingga saya tidak perlu waspada lagi terhadap Andi kalau saya tidak mengenakan baju. Sejak itu kalau hendak mandi, saya cuma bawa handuk dari kamar dan berjalan di atas (kamarku dan Andi berada di lantai 2) tanpa perlu mengenakan busana ataupun kimono lagi.

Suatu saat, kedua orang tuaku pergi. Kakakku juga tidak ada di rumah. Saya rasa ini saatnya. Dan waktu itu saya melenggang di seluruh rumah tanpa memakai baju sepotongpun. Saya merasa sangat bahagia dapat nonton teve telanjang, memasak di dapur, dan makan tanpa perlu mengenakan busana, dan saya merasa senang sekali.


Postingan populer dari blog ini

Eksib di Sekolah

Perkenalkan, namaku Yanti. Aku sekarang masih berstatus pelajar SMA kelas 1. Ini pertama kalinya aku nyeritain hal yg aku suka, yg orang-orang bilang hal ini adalah sebuah eksibisonisme. Aku sedikit kasi tahu ya seputar tubuhku. Aku cewek berambut pendek sebahu, berkulit putih, ukuran BH cuma 32C, dan tinggi g ngukur ټ. Untuk cerita aku yg pertama ini aku bakal nyeritain eksibku yg paling aku kenang waktu kelas 3 smp dulu. Simak baik-baik ya :) . Pertama kali tahu eksibisionis ketika iseng buka-buka situs yg khusus menyuguhi cerita dewasa, aku tahu situs itu dari temen-temen. Waktu itu aku ngebaca cerita dimana sèörång cewek senang mempertontonkan bagian tubuhnya yg semestinya tertutupi ke orang-orang disekitarnya. Aku jadi rada horny pas ngebacanya. Juga terlintas di hasratku untuk mencobanya. Seru banget n bakal jadi nafsuin banget pastinya. Sore harinya kebeneran banget rumah aku lagi kosong. Papa mama ga ngasi tahu pergi kemana. Adik ga punya, aku anak tunggal. Pemba...

Eksib di Bali

Nama gue Shinta, dan ini cerita eksibisionis gue yang ketiga. Eksib-eksib gue biasanya terjadi nggak sengaja, cuma karena ada kesempatan aja, dan lagi pengen makanya gue eksib. Kayak emang lagi pake rok ke kampus, duduknya agak-agak sembarangan. Atau lagi pake baju belahan rendah, pura-pura ngambil sesuatu di bawah. Hehe. Tetapi eksib kali ini beda, karena gue udah rencanain dari awal, nggak rencana yang lengkap juga, tapi paling nggak peralatannya udah ada cuma tinggal ngelakuinnya aja. Dan tujuan kali ini adalah Bali. Sekalian liburan. Udah kebayang gimana nanti gue bakal berenang topless, kalo bisa sekalian telanjang. Sip! Sampe di Bali gue langsung ke bungalow yang udah gue pesen di deket pantai Kuta. Nyampe di bungalow gue langsung buka semua pakaian gue sampe gue bener-bener telanjang. Di bungalow gue ada beberapa jendela yang gordennya udah gue buka, tetapi jendelanya nggak terlalu besar dan didalem agak gelap jadi walaupun dari luar orang bisa liat gue telanja...

Perempuan Exhibitionist – Villa Papa

Semua pembantuku sedang sakit, jadi aku di rumah mengurus semuanya sendiri. mulai dari makan, sampai bersih2 rumah pun aku yang melakukan. aku memang anak orang berada, tampilan luarku pun bukn tampilan sembarang tubuh. tubuhku dikaruniai dengan lekuk yang seksi secara alami. bokong yang padat berisi, payudara cup B dengan bentuk yang tegak menantang, kulit putih mulus, rambut panjang sepinggang, dan muta cantik kuninglangsat cirikhas bentukan ruangan yang selalu ber-AC. pada jumat pagi hp ku berdering. “halo jen, pap bisa minta tolong ga ke kamu? tolong bersih2 di villa dong…sabtu minggu ini kan mau ada acara reunian keluarga besar kita. setelah tadi papa bicarain sama sodara sepupu, mereka milih villa kita untuk ngadain acara itu. kita baru pada sampe sabtu sore. kalo beres2 hari itu juga kayanya ga akan sempet. kamu keberatan ga kalo kamu yang bersih-bersih dulu? penjaga villa juga lagi sakit. mau ya?”… ugh sial, pagi-pagi udah di todong jadi babu. tapi tak apa lah. toh aku juga g...